Sabtu, 22 September 2018

Hidup dalam Asian Games 2018

Beberapa siang yang lalu saya sedang mencoba bermain games online pengetahuan umum yang akhir-akhir ini lumayan populer, berkat rekomendasi teman-teman. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah kira-kira seperti ini: "Event olahraga yang diadakan di Jakarta-Palembang di tahun 2018 adalah?" Su jelas sekali bahwa jawabannya tentulah Asian Games, hajatan olahraga paling prestisius di level Benua Asia. Namun, dari statistik ternyata hampir setengah populasi peserta menjawab Asean Games. Hal ini tentu membuat saya mangkel. Belum lagi beberapa di antara mereka ngotot jawaban itu yang benar, sudah bodoh, bebal pula. Apa mereka tidak pernah sekolah SD? Yah daripada emosi sama netizen yang wes goblok ngotot, lebih baik kita menikmati Asian Games 2018 yang akhirnya kembali diselenggarakan di Indonesia, setelah terakhir kali mampir di Indonesia di tahun 1962. Yeaaay!!

Sebenarnya saya merasa beruntung sedang hidup di Tangsel ketika Asian Games dilaksanakan. Lebih beruntung lagi ketika skripsi sudah kelar, Alhamdulillah Ya Allaaaah, sehingga hari-hari saya lebih menganggur dari kebanyakan orang. Jadi, waktu dan jarak teramat mendukung buat saya dan teman-teman menikmati Asian Games di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Senang sekali? tentu iya! Kapan lagi saya sebagai seorang antusias olahraga, masio gak atletis blas dan gak jago semua jenis olahraga, bisa menikmati hype event olahraga selevel ini. Wes seneng nemen wes pokoke. Cerita saya akan dibagi dalam 3 babak, terinspirasi Mama Marlina idolaku yang membunuh dalam 4 Babak uwuwuw.

Babak Pertama: Basket Putra

Saya dan Ubaid, teman saya yang ringan tangan dan begitu uniknya, melaju dari arah Kebagusan selepas ashar menuju Senayan pada hari Selasa, 14 Agustus 2018, empat hari sebelum upacara pembukaan. Saat itu sebenarnya terlihat bahwa area GBK benar-benar sudah berbenah. Hanya saja pengunjung belum seramai yang saya bayangkan. Bahkan untuk motor saja masih diperbolehkan masuk dan parkir seenak hati. 

Namun yang masih disayangkan, pada hari itu tiket yang sudah dibeli secara online harus ditukarkan dengan tiket baru untuk dapat masuk ke Hall basket, tempat saya hendak menonton pertandingan nomor basket putra antara Indonesia dengan Korea Bersatu. Momen yang mengharukan dan membanggakan bisa melihat dua Negara Bangsa Korea yang selama ini bermusuhan bisa bersatu di Asian Games ini, di Indonesia. Antrian, seperti saya duga, menjadi begitu panjang karena bahkan pada 30 menit menjelang tip-off, hanya terdapat dua loket penukaran. Hal ini diperparah dengan tidak terawasinya dengan baik kedua antrian ini, sehingga beberapa netizen sempat melakukan aksi slonongboy, kampungan!! 

Setelah mengantri ria, akhirnya kami bisa masuk Hall selepas maghrib, udah jalan beberapa menit sih pertandingan. Untuk Hall Basket, musala cukup sulit aksesnya. Bahkan ketika nanya volunteer, mereka terlihat belum siap, mungkin karena masih baru beberapa hari event berlangsung. Lapangan keren sih hehe, cuma ya ternyata tribun di Hall tidak semua ada tempat duduk di keempat sisinya, jadi terkesan mini untuk ukuran event sebesar ini. Skornya? jangan tanya deh. Korea masih terlalu tangguh buat Garuda malam itu huhu.


tiket offlinenya



come on boys!!


deket juga dari seat ke lapangan


scoreboard 🙉


bonus: bertemu idola eug, Bang CR Sitepu 15 💙

Babak Kedua: Hoki Putri

Dimulai dengan diskusi anak kelas yang juga ingin merasakan hype asian games tapi males ubek-ubekan di cabor favorit yang pasti manusianya banyak, akhirnya kami (saya, Rizal, Ika, dan Puji) memutuskan go show saja nonton cabor yang ada Indonesianya main di tanggal  25 Agustus 2018. Setelah cek stok, akhirnya kami beli aja tiket hoki putri: Indonesia vs Thailand. Selain nonton, di hari itu juga kami banyak jalan-jalan liat keadaan venue, termasuk Asian Fest yang jual produk sponsor dan makanan. Lumayan sih buat netesin pokemon keliling komplek GBK hehehe. Mau beli merch di Superstore kok antriannya ngalahin BLT, akhirnya kami cabs aja cari makan siang di sekitaran lapangan rugby. Harga makanan di sana
miring juga buat ukuran event segede ini, rasanya oke, pokonya rekomended sih. Semoga di hari normal bakulnya tasik sadean di sana ya gaes, lumayan wes pokoke. Selain itu kita juga ke booth Canon yang oke sih, udah adem, mas-mase ramah, dan bisa dapet foto gratis hehe.

Kali ini udah terbebas sih sama mekanisme tuker tiket buat masuk lapangan hoki. Tiket online juga bisa langsung masuk Pak Eko. Lapangan Hoki ternyata modele seperti lapangan futsal vinyl yang tapi kok kudu disiramin terus. Itu sepatu pemainnya solnya kek apa ya kok ga kepleset di lapangan licin gitu, sungguh misterius. Bukan, tentu ini bukan hoki es mas dan mbak, dugaan anda salah hehehe. Hasil pertandingan? Garuda harus kalah dengan Gajah Putih yang mbak-mbake gilak bisa keeping keeping bola gitu, sedangkan kita masih setia dengan pola permainan ligina, mumbul sek mengarep. Bukan mas dan mbak, mereka bukan lady boy kok, ngawur ae! Memang sepertinya Thailand lebih dekat dengan hal-hal berbau Britania di masa lalu, pantes lebih jago! Sotoy hehe.


yoi


Asian Fest!


biar panas, mereka tetap total!


tiket on the spot


kaya gini nih lapangan hokinya
sumber: fin.co.id

Babak Ketiga: Voli Putri

Hari terakhir saya dan co (Panji, Cikal, dan Anggit) nonton Asian Games diisi dengan menyaksikan babak perempat final voli putri. Satus ewu entuk petang match lak lumayan a beh. Namun selain itu, kami menyimpan agenda yang tidak kalah pentingnya, antri Superstore hahaha. Sampai di Senayan jam 9-an pagi, antrian sudah setara antrian naik haji. Setelah mengantri sejam lebih, barulah kami bisa masuk ke dalam Supertstore yang Allahuakbar, rame nemen neglakoni opo iki wong-wong. Walaupun setiap pengunjung sudah dibatasi hanya boleh beli tiga boneka maskot, toh kami juga akhirnya kehabisan juga. Jahanam! Sebenarnya nasib saya lebih beruntung sih daripada ketiga sahabat Asian Gamesku karena udah dibeliin online boneka Kaka before it was cool hahahahahaha. Karena su kepalang tanggung masuk Superstore akhirnya eug beli aja kaos, gelas, dan pin Bhin-Bhin agar lebih hype. Sementara Panji, selain beli kaos dan topi, tidak lupa membeli oreo.

Lelah mengantri dan nggerumpel di dalam Superstore, kami memutuskan makan siang. Ya! Makan sebagai solusi apapun. Kali ini kami coba-coba makan di Zona Bhin-Bhin (satu dari tiga zona, selain Zona Atung dan Kaka) yang gosipnya lumayan mihil. Hasilnya memang kadang gosip itu nyata! Sebatang kebab full sayur dibanderol dengan harga 45 ribu rupiah. Kami gelap mata aja gitu ngelihat truk makanan yang memajang gambar bendera Indonesia dan Palestina yang saling menyilang: menandakan seakan sebagian dari keuntungan penjualan makanan bakal dinikmati saudara kita di Palestina. Nyatanya setelah kami sober, barulah nyata bahwa klausul itu tidak ditemukan di manapun, sungguh marketing yang jitu bahaha.

Lanjut masuk ke Voli Indoor, pertandingan Kazhakstan vs Jepang sedang dimulai. Mbak Sabina yang sempat viral bahkan di 9Gag ternyata su tidak memperkuat timnas voli Kazhakstan dan beralih profesi menjadi entertainer hehehe. Kazakhstan bertekuk lutut pada Jepang. Sementara Garuda, kembali kalah hari ini, juga oleh Korea hiks. Tiga hari nonton, tiga kali kalah. Tidak apalah yang penting penyelenggaraan sukses yekan. Posisi keempat untuk Indonesia di klasmen umum. Merdeka!


boneka Kakaku 💙


Mug


contoh kaos ukuran XL yang tersisa


price tagnya oke juga


regak kaosnya, namanya juga event


pin/bros apalah iki sewidak ewu susuk sewu


sing iki ora masook Pak Eko!!

squad 1


squad 2


Voli Indoor, ciamik


ala-ala fest


Bagimu Negeri Menyediakan Api!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger news

Photobucket